DILEMA KITA
jurnal1Anarkisme di Indonesia lebih mirip sebuah “brand” daripada sebuah ide ataupun teori revolusioner untuk menghadapi alienasi dari kehidupan sehari-hari. Jikalau di Negara-negara kapitalisme liberal, anarkisme mendapatkan tempatnya di dalam liberalisme modern, seperti para libertarian maupun “anarcho-cappies” (sebuah sebutan untuk kaum anarkis yang mempercayai ide kapitalisme tanpa Negara), di Indonesia, di dalam sumpek-munafiknya budaya timur, anarkisme teradaptasi dan terdistorsi, bahkan dikompromikan. Atau memang itu adalah salah satu dari kelemahan dari teori anarkisme sendiri?